1.Penarikan sumberdaya manusia ritel
Pembahasan A. M. Manulang dalam bukunya Manajemen Personalia, (1987 :
14) yang dikutif oleh Moh. Moh. Abdul Mikhyi dan Hadir Hudyanto sebagai
berikut : “Sumber daya manusia atau personali adalah Hakikat Sumber
Daya Manusia Pada setiap organisasi atau perusahaan khususnya pada
lembaga pendidikan diperlukan adanya suatu sumber daya manusia sebagai
tenaga kerja. Oleh sebab itu bahwa yang dimaksud dengan sumber daya
manusia adalah tenaga kerja, hal sebagaimana menurut tenaga kerja, buruh
atau pegawai yang mengandung arti keseluruhan orang-orang yang berkerja
pada suatu organisasi tertentu.”[1] Dari pendapat tersebut jelas bahwa
sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang menduduki suatu posisi atau
orang-orang yang mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan pada suatu organisasi atau instansi tertentu. 5 ”Hal yang
penting untuk diperhatikan oleh organisasi adalah bagaimana memperoleh
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan posisi yang akan diduduki,
bagaimana mengembangkannya dan memelihara tenaga kerja, menggunakan
serta mengavaluasi hasil kerjanya.”[2] Untuk menjaga agar tenaga kerja
tidak terjadi ketinggalam atau tidak ada peningkatan, maka bahwa tenaga
kerja harus selalu ditingkatkan diarahkan pada peningkatan mutu dan
kualitas dalam bekerja. Menurut Moh. Abdul Mukhyi dan Hadir Hudiyanto
mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pemenuhan kebutuhan
sumber daya manusia, yaitu : “reputasi perusahaan di mata anggkatan
kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja
dengan kualifikasi pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.”[3] Berdasarkan hal tersebut, maka bahwa sumber daya manusia
merupakan tenaga kerja yang secara keseluruhan menempata pada suatu
tempat atau posisi yang dalam posisinya itu memiliki suatu tanggungjawab
untuk melaksanakan tugas atau pekerja yang menjadi tanggungjawabnya,
hal ini tentunya harus didukung oleh kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh seorang tenaga kerja, sehingga tugas pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Hubungan antara Penarikan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Untuk menghasil penarikan sumber daya manusia yang sudah memiliki
kemampuan sesuai dengan bidang atau kebutuhan tenaga kerja pada suatu
instansi atau institusi, maka diperlukan adanya suatu perencanaan dalam
penerimaan atau penarikan sumber daya manusia yang akan diterima sesuai
dengan kualifikasi yang tentunya ditetapkan terlebih dahulu. Menurut
Muhammad Abdul Mukhyi dan Iman Hadi Saputro, mengemukakan bahwa :
“Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi,
sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam
mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam
setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.”[4]
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa perencanaan merupakan suatu kegiatan
yang selalu ada dalam setiap organisasi atau instansi, karena
perencanaan merupakan suatu kegiatan awal dari setiap kegiatan, oleh
karena itu bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
perencanaan dalam suatu organisasi atau instansi, maka dengan demikian
bahwa dalam merencanakan atau memanajemen sumber daya manusia dalam
rangka untuk mencapai suatu tujuan yang menjadi target yang harus
dicapai. Untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau instansi tentunya
diperlukan tenaga-tenaga yang profesional, maka dari itu bahwa
memanajemen atau merencanakan sumber daya manusia harus melihat pada
unsur-unsur yang berkaitan dalam penempatan tenaga kerja, unsur dimaksud
di antaranya unsur perencanaan, unsur tenaga kerja (sumber daya
manusia), unsur tujuan, dan unsur logistik. Dari beberapa unsur tersebut
tentunya saling keterkaitan, dan saling berhubungan serta saling
mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya, maka bahwa antara
perencanaan dengan sumber daya manusia jelask ada hubungan, yang
selanjutnya bahwa dalam perencanaan sumber daya manusia di dalam ada
proses penarikan, penempatan, promosi atau pemindahan dari suatu posisi
ke posisi lainnya dalam organisasi atau instansi. Berdasarkan uraian
tersebut, bahwa antara penarikan dan perencanaan sumber daya manusia
adanya suatu hubungan tidak dapat dipisahkan, di mana bahwa dalam
perencanaan itu sendiri adanya suatu proses penarikan atau recruitment
untuk mengisi suatu posisi tertentu yang ada dalam organisasi atau
instansi, sehingga kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi.
Media Penarikan Sumber Daya Manusia Dalam setiap organisasi atau
instansi sesuai dengan perkembangannya akan memerlukan sumber daya
manusia yang profesional untuk ditempatkan pada posisi tertentu,
sebagaimana menurut Soekidjo Notoatmodjo yaitu : “Tiap organisasi
mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menarik karyawannya. Beberapa
organisasi yang besar mempunyai sistem yang sangat baik dan dengan
menggunakan media massa yang canggih dalam menarik calon karyawan.
Tetapi ada beberapa organisasi, cara penarikan calon karyawan ini sangat
sederhana, dan dengan media yang sederhana pula.”[5] Dari pendapat
tersebut dikemukakan bahwa cara dalam penarikan atau rekruitment sumber
daya manusia dalam setiap organisasi atau instansi itu melakukannya ada
yang dengan cara sederhana dan ada juga dengan media massa yang sudah
canggih, hal ini tentunya terkait dengan keadaan dari organisasi atau
instansi itu sendiri, yakni berhubungan dengan sistem yang dimiliki dan
anggaran yang ditetapkan dalam penarikan atau rekruitment sumber daya
manusia atau karyawan yang dibutuhkan. Adapun cara yang pada umumnya
digunakan dalam penarikan sumber daya manusia adalah baik itu dengan
alat media cetak atau elektronik, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
Soekidjo Notoatmodjo sebagai berikut:
1. Iklan
2. Badan-badan penyaluran tenaga kerja
3. Lembaga-lembaga pendidikan
4. Organisasi-organisasi karyawan
5. Organisasi-organisasi profesional
6. Leasing (penyewaan)
7. Rekomendasi dari karyawan
8. Nepotisme Open house.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penarikan sumber daya
manusia atau calon karyawan ada berbagai macam cara dan biasanya
disesuaikan dengan dedikasi yang muncul dari para perencana yang ada
dalam suatu organisasi atau instansi untuk penarikan karyawan baru.
Penarikan sumber daya manusia melalui iklan tujuannya adalah agar
rencana penarikan sumber daya manusia atau karyawan itu dapat sampai
pada seluruh lapisan, hal sesuai dengan pendapat Soekidjo Notoatmodjo,
bahwa “Menarik calon karyawan melalui iklan di media massa, baik
elektronik maupun media cetak mempunyai efektivitas tinggi, karena dapat
menjaring seluruh lapisan masyarakat pelamat, dan pelamar dapat lebih
banyak. Hal ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain organisasi
mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk memilih calon karyawan yang
lebih baik
Dalam penarikan calon karyawan atau pegawai melalui media massa ini
pada saat sekarang ini sudah banyak digunakan oleh perusahan atau
instansi pada umumnya, karena dengan menggunakan media massa baik
elektronik maupun cetak dapat sampai kepada seluruh lapisan masyarakat,
seperti surat khabar atau yang sejenisnya dapat menarik calon karyawan
atau pegawai yang jumlah pendaftar atau memasukan lamaran akan lebih
banyak, sehingga perusahaan atau instansi dapat memilih spesifikasi
calon karyawan atau pegawai yang akan diterima sesuai dengan posisi yang
dibutuhkan. Penarikan calon karyawan atau pegawai melalui iklan di
media cetak terbagi dua jenis, sebagaimana menurut Soekidjo Notoatmodjo,
yaitu “want ad dan blind ad. Want ad di mana organisasi dan bagaimana
cara melamar disebutkan dalam iklan itu. Cara ini digunakan untuk
memberikan kesempatan para calon karyawan untuk berkomunikasi langsung
kepada organisasi yang bersangkutan. Sedangkan cara blin ad yaitu tidak
menyebutkan nama dan alamat organisasi yang memerlukan karyawan. Lamaran
para pelamar biasanya dialamatkan ke P.O. Box. Cara ini digunakan untuk
menghindari membajirinya calon karyawan atau pelamat ke Kantor
organisasi yang bersangkutan.
Penarikan sumber daya manusia juga dapat dilakukan melalui
badan-badan penyalur tenaga kerja, baik pemerintah maupun swasta.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, bahwa “Di Indonesia di tiap-tiap provinsi
mempunyai kantor penempatan tenaga kerja (pemerintah) yang fungsinya
adalah menyalurkan tenaga-tenaga kerja yang telah mendaftarkan ke kantor
penempatan tersebut ke organisasi-organisasi, baik pemerintah maupun
swasta yang memerlukan calon karyawan. Bahkan beberapa organisasi
mewajibkan setiap pelamarnya untuk mencari “kartu kuning”, yaitu suatu
bukti bahwa ia telah terdaftar di kantor tenaga kerja.
Dengan demikian bahwa proses penarikan tenaga kerja dalam
memberikan informasi lowongan atau kekosongan posisi di suatu organisasi
atau instansi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yakni dari
mulai memasang iklan sampai pada cara open house di mana orang-orang
yang ada di sekitar organisasi atau instansi diundang untuk datang.
Kendala dalam Penarikan (Recruitment) Tenaga Kerja Dalam setiap
kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari suatu kendala atau
hambatan,begitu juga dalam penarikan sumber daya manusia atau tenaga
kerja biasanya terjadi suatu kendala Langka tidaknya keahlian atau
keterampilan-keterampilan tertentu. Telah dimaklumi bahwa dalam
kehidupan organisasi yang semakin kompleks dewasa ini, semakin beraneka
ragam keahlian dan keterampilan yang dia perlukan.
1. Proyeksi angkata kerja pada umumnya.
2. Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
Berbagai peraturan perundan-undangan merupakan faktor eksternal yang
harus diperhitungkan dan ditaati.
3. Praktek rekrutmen oleh
organisasi-organisasi lain. Teori manajemen sumber daya manusia
menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia diselenggarakan
berdasarkan norma-norma etika yang berlaku di masyarakat.
4. Kendala terkahir yang perlu dipertimbangkan oleh para pencari
tenaga kerja ialah tuntutan tugas yang kelas akan dikerjakan oleh para
pekerja baru itu.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa kendala eksternal atau
lingkungan sekitar di mana tingginya tingkat pengangguran yang
menyebabkan banyak pelamar terhadap instansi untuk menjadi tenaga kerja,
sehingga hal ini dibutuhkan penyeleksian dalam penerimaan atau
penarikan tenaga kerja, sedangkan apabila sebaliknya tingkat tenaga
kerja yang rendah akan terjadi suatu kendalam dalam penarikan tenaga
kerja akibatnya para tenaga kerja akan merasa gampang memperoleh
pekerjaan yang akhirnya mereka jual mahal. Untuk mengatasi kendala
tersebut, maka bahwa organisasi atau instansi, khususnya lembaga
pendidikan harus memperhitungkan atau menanggulangi yang menjadikan
terjadinya suatu hambatan, di mana dalam penentuan kebijakan lembaga
pendidikan harus sesuai dengan harapan dari semua unsur, baik unsur guru
sebagai tenaga kependidikan, unsur siswa, dan unsur lingkungan
masyarakat sekitar, di samping itu harus dalam penarikan tenaga
kependidikan harus yang benar-benar mempunyai latar belakang pendidikan
yang sesuai, dan penempatan atau pembagian tugas yang sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki oleh masing-masing, sehingga tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
2.Seleksi sumberdaya manusia untuk ritel
Setiap selesai tugas pada satu bagian tertentu, mereka akan dievaluasi.
Demikian seterusnya hingga selesai masa evaluasi. Setelah masa evaluasi
berakhir, MT tidak akan lagi di-rolling. Itu berarti saatnya ia mulai
membangun karier di perusahaan tersebut. Bagaimana Proses Seleksi
Management Trainee? Program Management Trainee (MT) adalah program
pengembangan karyawan dengan pola rekrutmen dan jalur yang khusus.
Khusus karena kriteria rekrutmen yang dipakai biasanya lebih tinggi, dan
kadang kala sangat tinggi bila dibandingkan dengan kriteria rekrutmen
untuk karyawan dengan pola biasa. Mulai dari syarat indeks prestasi
(IPK) yang tinggi, pengalaman organisasi yang memadai, kemampuan atau
skill yang cukup, hingga penguasaan bahasa asing yang baik. MT dirancang
khusus untuk menyiapkan kader-kader pemimpin perusahaan di masa depan.
Oleh karena itu proses seleksi program MT dilakukan dengan sangat ketat,
baik dilaksanakan sendiri oleh bagian SDM perusahaan maupun dengan
menyerahkannya kepada konsultan terpercaya. Ribuan peserta yang
mengikuti proses seleksi disaring sehingga menyisakan sedikit kader
terbaik. Berbanggalah mereka yang berhasil lolos mengikuti program MT.
Tetapi jangan sombong, karena program ini setiap tahun selalu ada
sehingga anda bukan satu-satunya kader pimpinan masa depan. Karena
setiap tahun ada, maka biasanya disebut sebagai MT angkatan ke-xx.
Proses seleksi karyawan MT bisa berbeda-beda di tiap perusahaan.
Biasanya tahap-tahap yang akan Anda jalani selama proses seleksi atau
rekrutmen MT adalah:
TAHAP 1 : Psikotes atau online test Psikotes yang terdiri dari tes
verbal, tes numerikal, tes kepribadian. Dalam akhir tes ini biasanya
Anda akan disuruh menggambar (WARTEGG TEST) dan mengerjakan PAULI atau
KREPLIN TEST. Dari tes Pauli dan Kreplin ini dapat diketahui seberapa
cepat, tepat dan konsisten anda mengerjakan pekerjaan yang rumit dan
membutuhkan konsentrasi.
Pada online test, perusahaan biasanya kerjasama dengan organisasi
konsultan dari Amerika atau manapun yang memberikan jasa online
assessment test dengan tujuan membantu HRD perusahaan menilai calon
karyawan. Oleh karena itu, online test biasanya menggunakan bahasa
Inggris. Ketika Anda sudah bertemu dengan pihak HRD, Anda akan diberikan
undangan berisi alamat situs yang harus Anda kunjungi serta access code
agar Anda bisa log in. Ketika sudah log in Anda akan diminta untuk
mengisi sedikit biodata dan kemudian dilanjutkan dengan mengikuti
serangkaian tes yang disediakan. Ingat bahwa dalam online test ini,
setiap pertanyaan diberi waktu, jadi Anda akan kehilangan pertanyaan
tersebut jika terlalu lama menjawabnya.
TAHAP 2 : Wawancara atau tes bahasa inggris TOEFL Wawancara dengan
lembaga konsultan yang telah dipercaya oleh perusahaan. Biasanya
wawancara menyangkut kegiatan organisasi dan kepribadian Anda. Karena
ingin tahu pribadi anda dengan lebih detail, maka biasanya wawancara
dengan konsultan ini sangat lama, bisa sampai satu jam lebih. Ada juga
perusahaan yang meminta pelamar mengikuti tes bahasa inggris atau TOEFL
yang diadakan baik oleh perusahaan itu sendiri kerjasama dengan lembaga
kursus. Tujuannya tentu saja memilih karyawan dengan kemampuan bahasa
Inggris yang baik.
TAHAP 3 : Tes bakat (Assessment Test) Dalam tes ini biasanya akan berupa
diskusi kelompok, games kelompok, maupun presentasi individu. Dalam tes
kelompok dilakukan bersama dengan pelamar-pelamar lain. Ingat bahwa
Anda diminta untuk menjadi yang terbaik namun tetap membawa misi
kelompok, yaitu saling bekerjasama dan menghormati. Maksudnya, ketika
melakukan diskusi, Anda harus aktif namun tetap mendengarkan pendapat
orang lain. Sebagai informasi bahwa di perusahaan tertentu, diskusi dan
presentasi individu dilakukan dalam bahasa inggris.
TAHAP 4 : Wawancara dengan bagian SDM atau HRD Dalam wawancara ini
biasanya anda akan ditanya seputar bidang apa yang Anda minati, dan
bidang apa yang cocok untuk Anda.
TAHAP 5 : Wawancara dengan user/manajemen perusahaan Dalam wawancara ini
mungkin akan ada beberapa pertanyaan yang telah ditanyakan di
wawancara-wawancara sebelumnya. Namun pada intinya, di tahap ini
memungkinkan Anda ditanya seputar masalah gaji.
TAHAP 6 : Medical check up atau tes kesehatan Setiap Anda ingin
menjalani tes kesehatan, ada baiknya anda menjaga pola makan dan tidur
anda sehari sebelumnya. Karena jika Anda terlalu letih ketika tes
kesehatan, akan berakibat muncul hasil lab yang tidak diinginkan.
PERLU DIINGAT bahwa Anda bisa saja gagal di TAHAP MANAPUN. Meskipun
Anda sudah sampai hingga tahap terakhir, Anda bisa gagal. Proses
penyaringan karyawan MT sangat ketat, sehingga perusahaan sangat
selektif dalam memilih yang terbaik. Tak jarang pada setiap kesempatan
wawancara, Anda akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan “jebakan” yang
tujuannya adalah “mencari kelemahan Anda” Sebagai peserta yang rata-rata
adalah lulusan fresh graduates baru dari perguruan tinggi, jelas
peserta MT masih minim keahlian, pengalaman, pemahaman soal sistem dan
budaya kerja dan kepemimpinan. Oleh karena itu, setelah lolos dari
proses seleksi MT, biasanya Anda akan mengikuti masa training selama 6
bulan hingga 1 tahun, tergantung dari kebijakan setiap perusahaan.
Selama training, anda akan belajar, dididik dan diawasi kinerjanya.
Tidak jarang ada karyawan yang tidak sanggup mengikuti masa training dan
akhirnya keluar dari perusahaan. Sehingga dia belum bisa disebut
sebagai “lulusan MT” di perusahaan tersebut, karena tidak mengikuti
program training sampai selesai. Program training MT dalam Bank swasta
yang saya ketahui sangatlah melelahkan, karena harus belajar setiap hari
(seperti kuliah) dan terdapat ujian-ujian tertulis atau lisan pada saat
tertentu. Setelah lulus belajar di kelas, biasanya akan ditempatkan di
cabang-cabang perusahaan atau istilahnya On the Job Training atau OJT.
Setelah mengikuti masa training hingga selesai (kira-kira 6-12 bulan),
maka Anda boleh dikatakan sebagai “lulusan MT perusahaan X”. Maka
setelah itu karir Anda akan berjalan lebih mulus dan bisa menempati
posisi cukup tinggi di perusahaan tersebut.
1.Penarikan sumberdaya manusia ritel
pembahasan A. M. Manulang dalam bukunya Manajemen Personalia, (1987 :
14) yang dikutif oleh Moh. Moh. Abdul Mikhyi dan Hadir Hudyanto sebagai
berikut : “Sumber daya manusia atau personali adalah Hakikat Sumber
Daya Manusia Pada setiap organisasi atau perusahaan khususnya pada
lembaga pendidikan diperlukan adanya suatu sumber daya manusia sebagai
tenaga kerja. Oleh sebab itu bahwa yang dimaksud dengan sumber daya
manusia adalah tenaga kerja, hal sebagaimana menurut tenaga kerja, buruh
atau pegawai yang mengandung arti keseluruhan orang-orang yang berkerja
pada suatu organisasi tertentu.”[1] Dari pendapat tersebut jelas bahwa
sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang menduduki suatu posisi atau
orang-orang yang mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan pada suatu organisasi atau instansi tertentu. 5 ”Hal yang
penting untuk diperhatikan oleh organisasi adalah bagaimana memperoleh
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan posisi yang akan diduduki,
bagaimana mengembangkannya dan memelihara tenaga kerja, menggunakan
serta mengavaluasi hasil kerjanya.”[2] Untuk menjaga agar tenaga kerja
tidak terjadi ketinggalam atau tidak ada peningkatan, maka bahwa tenaga
kerja harus selalu ditingkatkan diarahkan pada peningkatan mutu dan
kualitas dalam bekerja. Menurut Moh. Abdul Mukhyi dan Hadir Hudiyanto
mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pemenuhan kebutuhan
sumber daya manusia, yaitu : “reputasi perusahaan di mata anggkatan
kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja
dengan kualifikasi pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.”[3] Berdasarkan hal tersebut, maka bahwa sumber daya manusia
merupakan tenaga kerja yang secara keseluruhan menempata pada suatu
tempat atau posisi yang dalam posisinya itu memiliki suatu tanggungjawab
untuk melaksanakan tugas atau pekerja yang menjadi tanggungjawabnya,
hal ini tentunya harus didukung oleh kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh seorang tenaga kerja, sehingga tugas pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
B. Hubungan antara Penarikan dan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Untuk menghasil penarikan sumber daya manusia yang sudah memiliki
kemampuan sesuai dengan bidang atau kebutuhan tenaga kerja pada suatu
instansi atau institusi, maka diperlukan adanya suatu perencanaan dalam
penerimaan atau penarikan sumber daya manusia yang akan diterima sesuai
dengan kualifikasi yang tentunya ditetapkan terlebih dahulu. Menurut
Muhammad Abdul Mukhyi dan Iman Hadi Saputro, mengemukakan bahwa :
“Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi,
sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam
mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam
setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.”[4]
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa perencanaan merupakan suatu kegiatan
yang selalu ada dalam setiap organisasi atau instansi, karena
perencanaan merupakan suatu kegiatan awal dari setiap kegiatan, oleh
karena itu bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
perencanaan dalam suatu organisasi atau instansi, maka dengan demikian
bahwa dalam merencanakan atau memanajemen sumber daya manusia dalam
rangka untuk mencapai suatu tujuan yang menjadi target yang harus
dicapai. Untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau instansi tentunya
diperlukan tenaga-tenaga yang profesional, maka dari itu bahwa
memanajemen atau merencanakan sumber daya manusia harus melihat pada
unsur-unsur yang berkaitan dalam penempatan tenaga kerja, unsur dimaksud
di antaranya unsur perencanaan, unsur tenaga kerja (sumber daya
manusia), unsur tujuan, dan unsur logistik. Dari beberapa unsur tersebut
tentunya saling keterkaitan, dan saling berhubungan serta saling
mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya, maka bahwa antara
perencanaan dengan sumber daya manusia jelask ada hubungan, yang
selanjutnya bahwa dalam perencanaan sumber daya manusia di dalam ada
proses penarikan, penempatan, promosi atau pemindahan dari suatu posisi
ke posisi lainnya dalam organisasi atau instansi. Berdasarkan uraian
tersebut, bahwa antara penarikan dan perencanaan sumber daya manusia
adanya suatu hubungan tidak dapat dipisahkan, di mana bahwa dalam
perencanaan itu sendiri adanya suatu proses penarikan atau recruitment
untuk mengisi suatu posisi tertentu yang ada dalam organisasi atau
instansi, sehingga kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi.
C. Media Penarikan Sumber Daya Manusia Dalam setiap organisasi atau
instansi sesuai dengan perkembangannya akan memerlukan sumber daya
manusia yang profesional untuk ditempatkan pada posisi tertentu,
sebagaimana menurut Soekidjo Notoatmodjo yaitu : “Tiap organisasi
mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menarik karyawannya. Beberapa
organisasi yang besar mempunyai sistem yang sangat baik dan dengan
menggunakan media massa yang canggih dalam menarik calon karyawan.
Tetapi ada beberapa organisasi, cara penarikan calon karyawan ini sangat
sederhana, dan dengan media yang sederhana pula.”[5] Dari pendapat
tersebut dikemukakan bahwa cara dalam penarikan atau rekruitment sumber
daya manusia dalam setiap organisasi atau instansi itu melakukannya ada
yang dengan cara sederhana dan ada juga dengan media massa yang sudah
canggih, hal ini tentunya terkait dengan keadaan dari organisasi atau
instansi itu sendiri, yakni berhubungan dengan sistem yang dimiliki dan
anggaran yang ditetapkan dalam penarikan atau rekruitment sumber daya
manusia atau karyawan yang dibutuhkan. Adapun cara yang pada umumnya
digunakan dalam penarikan sumber daya manusia adalah baik itu dengan
alat media cetak atau elektronik, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
Soekidjo Notoatmodjo sebagai berikut
: 1. Iklan
2. Badan-badan penyaluran tenaga kerja
3. Lembaga-lembaga pendidikan
4. Organisasi-organisasi karyawan
5. Organisasi-organisasi profesional
6. Leasing (penyewaan)
7. Rekomendasi dari karyawan
8. Nepotisme Open house.
[6] Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penarikan sumber daya
manusia atau calon karyawan ada berbagai macam cara dan biasanya
disesuaikan dengan dedikasi yang muncul dari para perencana yang ada
dalam suatu organisasi atau instansi untuk penarikan karyawan baru.
Penarikan sumber daya manusia melalui iklan tujuannya adalah agar
rencana penarikan sumber daya manusia atau karyawan itu dapat sampai
pada seluruh lapisan, hal sesuai dengan pendapat Soekidjo Notoatmodjo,
bahwa “Menarik calon karyawan melalui iklan di media massa, baik
elektronik maupun media cetak mempunyai efektivitas tinggi, karena dapat
menjaring seluruh lapisan masyarakat pelamat, dan pelamar dapat lebih
banyak. Hal ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain organisasi
mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk memilih calon karyawan yang
lebih baik
.[7] Dalam penarikan calon karyawan atau pegawai melalui media massa ini
pada saat sekarang ini sudah banyak digunakan oleh perusahan atau
instansi pada umumnya, karena dengan menggunakan media massa baik
elektronik maupun cetak dapat sampai kepada seluruh lapisan masyarakat,
seperti surat khabar atau yang sejenisnya dapat menarik calon karyawan
atau pegawai yang jumlah pendaftar atau memasukan lamaran akan lebih
banyak, sehingga perusahaan atau instansi dapat memilih spesifikasi
calon karyawan atau pegawai yang akan diterima sesuai dengan posisi yang
dibutuhkan. Penarikan calon karyawan atau pegawai melalui iklan di
media cetak terbagi dua jenis, sebagaimana menurut Soekidjo Notoatmodjo,
yaitu “want ad dan blind ad. Want ad di mana organisasi dan bagaimana
cara melamar disebutkan dalam iklan itu. Cara ini digunakan untuk
memberikan kesempatan para calon karyawan untuk berkomunikasi langsung
kepada organisasi yang bersangkutan. Sedangkan cara blin ad yaitu tidak
menyebutkan nama dan alamat organisasi yang memerlukan karyawan. Lamaran
para pelamar biasanya dialamatkan ke P.O. Box. Cara ini digunakan untuk
menghindari membajirinya calon karyawan atau pelamat ke Kantor
organisasi yang bersangkutan.
[8] Penarikan sumber daya manusia juga dapat dilakukan melalui
badan-badan penyalur tenaga kerja, baik pemerintah maupun swasta.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, bahwa “Di Indonesia di tiap-tiap provinsi
mempunyai kantor penempatan tenaga kerja (pemerintah) yang fungsinya
adalah menyalurkan tenaga-tenaga kerja yang telah mendaftarkan ke kantor
penempatan tersebut ke organisasi-organisasi, baik pemerintah maupun
swasta yang memerlukan calon karyawan. Bahkan beberapa organisasi
mewajibkan setiap pelamarnya untuk mencari “kartu kuning”, yaitu suatu
bukti bahwa ia telah terdaftar di kantor tenaga kerja.
”[9] Dengan demikian bahwa proses penarikan tenaga kerja dalam
memberikan informasi lowongan atau kekosongan posisi di suatu organisasi
atau instansi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yakni dari
mulai memasang iklan sampai pada cara open house di mana orang-orang
yang ada di sekitar organisasi atau instansi diundang untuk datang.
D. Kendala dalam Penarikan (Recruitment) Tenaga Kerja Dalam setiap
kegiatan tentunya tidak akan terlepas dari suatu kendala atau
hambatan,begitu juga dalam penarikan sumber daya manusia atau tenaga
kerja biasanya terjadi suatu kendala Langka tidaknya keahlian atau
keterampilan-keterampilan tertentu. Telah dimaklumi bahwa dalam
kehidupan organisasi yang semakin kompleks dewasa ini, semakin beraneka
ragam keahlian dan keterampilan yang diaperlukan.
4. Proyeksi angkata kerja pada umumnya. .
5. Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
Berbagai peraturan perundan-undangan merupakan faktor eksternal yang
harus diperhitungkan dan ditaati. 6. Praktek rekrutmen oleh
organisasi-organisasi lain. Teori manajemen sumber daya manusia
menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia diselenggarakan
berdasarkan norma-norma etika yang berlaku di masyarakat.
7. Kendala terkahir yang perlu dipertimbangkan oleh para pencari
tenaga kerja ialah tuntutan tugas yang kelas akan dikerjakan oleh para
pekerja baru itu
.[11] Berdasarkan uraian tersebut, bahwa kendala eksternal atau
lingkungan sekitar di mana tingginya tingkat pengangguran yang
menyebabkan banyak pelamar terhadap instansi untuk menjadi tenaga kerja,
sehingga hal ini dibutuhkan penyeleksian dalam penerimaan atau
penarikan tenaga kerja, sedangkan apabila sebaliknya tingkat tenaga
kerja yang rendah akan terjadi suatu kendalam dalam penarikan tenaga
kerja akibatnya para tenaga kerja akan merasa gampang memperoleh
pekerjaan yang akhirnya mereka jual mahal. Untuk mengatasi kendala
tersebut, maka bahwa organisasi atau instansi, khususnya lembaga
pendidikan harus memperhitungkan atau menanggulangi yang menjadikan
terjadinya suatu hambatan, di mana dalam penentuan kebijakan lembaga
pendidikan harus sesuai dengan harapan dari semua unsur, baik unsur guru
sebagai tenaga kependidikan, unsur siswa, dan unsur lingkungan
masyarakat sekitar, di samping itu harus dalam penarikan tenaga
kependidikan harus yang benar-benar mempunyai latar belakang pendidikan
yang sesuai, dan penempatan atau pembagian tugas yang sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki oleh masing-masing, sehingga tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
2.Seleksi sumberdaya manusia untuk ritel
Setiap selesai tugas pada satu bagian tertentu, mereka akan dievaluasi.
Demikian seterusnya hingga selesai masa evaluasi. Setelah masa evaluasi
berakhir, MT tidak akan lagi di-rolling. Itu berarti saatnya ia mulai
membangun karier di perusahaan tersebut. Bagaimana Proses Seleksi
Management Trainee? Program Management Trainee (MT) adalah program
pengembangan karyawan dengan pola rekrutmen dan jalur yang khusus.
Khusus karena kriteria rekrutmen yang dipakai biasanya lebih tinggi, dan
kadang kala sangat tinggi bila dibandingkan dengan kriteria rekrutmen
untuk karyawan dengan pola biasa. Mulai dari syarat indeks prestasi
(IPK) yang tinggi, pengalaman organisasi yang memadai, kemampuan atau
skill yang cukup, hingga penguasaan bahasa asing yang baik. MT dirancang
khusus untuk menyiapkan kader-kader pemimpin perusahaan di masa depan.
Oleh karena itu proses seleksi program MT dilakukan dengan sangat ketat,
baik dilaksanakan sendiri oleh bagian SDM perusahaan maupun dengan
menyerahkannya kepada konsultan terpercaya. Ribuan peserta yang
mengikuti proses seleksi disaring sehingga menyisakan sedikit kader
terbaik. Berbanggalah mereka yang berhasil lolos mengikuti program MT.
Tetapi jangan sombong, karena program ini setiap tahun selalu ada
sehingga anda bukan satu-satunya kader pimpinan masa depan. Karena
setiap tahun ada, maka biasanya disebut sebagai MT angkatan ke-xx.
Proses seleksi karyawan MT bisa berbeda-beda di tiap perusahaan.
Biasanya tahap-tahap yang akan Anda jalani selama proses seleksi atau
rekrutmen MT adalah:
TAHAP 1 : Psikotes atau online test Psikotes yang terdiri dari tes
verbal, tes numerikal, tes kepribadian. Dalam akhir tes ini biasanya
Anda akan disuruh menggambar (WARTEGG TEST) dan mengerjakan PAULI atau
KREPLIN TEST. Dari tes Pauli dan Kreplin ini dapat diketahui seberapa
cepat, tepat dan konsisten anda mengerjakan pekerjaan yang rumit dan
membutuhkan konsentrasi.
Pada online test, perusahaan biasanya kerjasama dengan organisasi
konsultan dari Amerika atau manapun yang memberikan jasa online
assessment test dengan tujuan membantu HRD perusahaan menilai calon
karyawan. Oleh karena itu, online test biasanya menggunakan bahasa
Inggris. Ketika Anda sudah bertemu dengan pihak HRD, Anda akan diberikan
undangan berisi alamat situs yang harus Anda kunjungi serta access code
agar Anda bisa log in. Ketika sudah log in Anda akan diminta untuk
mengisi sedikit biodata dan kemudian dilanjutkan dengan mengikuti
serangkaian tes yang disediakan. Ingat bahwa dalam online test ini,
setiap pertanyaan diberi waktu, jadi Anda akan kehilangan pertanyaan
tersebut jika terlalu lama menjawabnya.
TAHAP 2 : Wawancara atau tes bahasa inggris TOEFL Wawancara dengan
lembaga konsultan yang telah dipercaya oleh perusahaan. Biasanya
wawancara menyangkut kegiatan organisasi dan kepribadian Anda. Karena
ingin tahu pribadi anda dengan lebih detail, maka biasanya wawancara
dengan konsultan ini sangat lama, bisa sampai satu jam lebih. Ada juga
perusahaan yang meminta pelamar mengikuti tes bahasa inggris atau TOEFL
yang diadakan baik oleh perusahaan itu sendiri kerjasama dengan lembaga
kursus. Tujuannya tentu saja memilih karyawan dengan kemampuan bahasa
Inggris yang baik.
TAHAP 3 : Tes bakat (Assessment Test) Dalam tes ini biasanya akan berupa
diskusi kelompok, games kelompok, maupun presentasi individu. Dalam tes
kelompok dilakukan bersama dengan pelamar-pelamar lain. Ingat bahwa
Anda diminta untuk menjadi yang terbaik namun tetap membawa misi
kelompok, yaitu saling bekerjasama dan menghormati. Maksudnya, ketika
melakukan diskusi, Anda harus aktif namun tetap mendengarkan pendapat
orang lain. Sebagai informasi bahwa di perusahaan tertentu, diskusi dan
presentasi individu dilakukan dalam bahasa inggris.
TAHAP 4 : Wawancara dengan bagian SDM atau HRD Dalam wawancara ini
biasanya anda akan ditanya seputar bidang apa yang Anda minati, dan
bidang apa yang cocok untuk Anda.
TAHAP 5 : Wawancara dengan user/manajemen perusahaan Dalam wawancara ini
mungkin akan ada beberapa pertanyaan yang telah ditanyakan di
wawancara-wawancara sebelumnya. Namun pada intinya, di tahap ini
memungkinkan Anda ditanya seputar masalah gaji.
TAHAP 6 : Medical check up atau tes kesehatan Setiap Anda ingin
menjalani tes kesehatan, ada baiknya anda menjaga pola makan dan tidur
anda sehari sebelumnya. Karena jika Anda terlalu letih ketika tes
kesehatan, akan berakibat muncul hasil lab yang tidak diinginkan.
PERLU DIINGAT bahwa Anda bisa saja gagal di TAHAP MANAPUN. Meskipun
Anda sudah sampai hingga tahap terakhir, Anda bisa gagal. Proses
penyaringan karyawan MT sangat ketat, sehingga perusahaan sangat
selektif dalam memilih yang terbaik. Tak jarang pada setiap kesempatan
wawancara, Anda akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan “jebakan” yang
tujuannya adalah “mencari kelemahan Anda” Sebagai peserta yang rata-rata
adalah lulusan fresh graduates baru dari perguruan tinggi, jelas
peserta MT masih minim keahlian, pengalaman, pemahaman soal sistem dan
budaya kerja dan kepemimpinan. Oleh karena itu, setelah lolos dari
proses seleksi MT, biasanya Anda akan mengikuti masa training selama 6
bulan hingga 1 tahun, tergantung dari kebijakan setiap perusahaan.
Selama training, anda akan belajar, dididik dan diawasi kinerjanya.
Tidak jarang ada karyawan yang tidak sanggup mengikuti masa training dan
akhirnya keluar dari perusahaan. Sehingga dia belum bisa disebut
sebagai “lulusan MT” di perusahaan tersebut, karena tidak mengikuti
program training sampai selesai. Program training MT dalam Bank swasta
yang saya ketahui sangatlah melelahkan, karena harus belajar setiap hari
(seperti kuliah) dan terdapat ujian-ujian tertulis atau lisan pada saat
tertentu. Setelah lulus belajar di kelas, biasanya akan ditempatkan di
cabang-cabang perusahaan atau istilahnya On the Job Training atau OJT.
Setelah mengikuti masa training hingga selesai (kira-kira 6-12 bulan),
maka Anda boleh dikatakan sebagai “lulusan MT perusahaan X”. Maka
setelah itu karir Anda akan berjalan lebih mulus dan bisa menempati
posisi cukup tinggi di perusahaan tersebut.
3.Pelatihan sumberdaya manusia untuk ritel
Dengan kata lain, seakan-akan investasi di bidang SDM tidak membawa
hasil. Itulah mengapa ada perusahaan-perusahaan yang menerapkan program
rekrutmen lewat management trainee (MT). Tujuannya adalah mendapatkan
manajer yang memahami kondisi bisnis perusahaan tersebut. Biasanya para
MT akan memulai karier dari staf, lalu meningkat ke posisi supervisor,
eksekutif, dan akhirnya manajer. Kebanyakan yang direkrut untuk menjadi
MT adalah lulusan baru (fresh graduate). Mereka diberi pelatihan dan
pengetahuan tentang kondisi bisnis perusahaan tersebut. Maka, seorang
management trainee adalah peserta dari program tadi. MT merupakan proses
rekruitmen dan pencarian sumber daya manusia dengan kualitas tertentu
dalam bidang tertentu, yang dilatih untuk ‘menduduki’ posisi kunci dalam
sebuah perusahaan.
Menurut Inge Santoso, seorang trainer yang biasa memberikan pelatihan
di sejumlah perusahaan besar, yang ditekankan pada MT adalah aspek
psikologis. Para peserta pelatihan, katanya, biasanya tidak melihat
potensi besar yang mereka miliki. ‘’Tugas kami di sini menyadarkan
mereka untuk melihat potensi terpendam mereka,’’ ujarnya. Setelah sadar,
mereka biasanya berusaha menggali dan memperbaiki kinerja mental
mereka.Dampak setelah mengikuti pelatihan, mereka menjadi lebih giat dan
bekerja secara total. Kehidupan pribadi dan sosial mereka, lanjut Inge,
juga semakin bagus. Tidak ada latar belakang pendidikan khusus untuk
menjadi seorang MT. Tergantung perusahaan, posisi untuk bidang apa yang
dibutuhkan. Di Amerika, yang banyak membutuhkan MT adalah bidang ritel,
jasa, dan department store.
Di Indonesia pencarian MT ditawarkan oleh perbankan. Hanya saja, nama
MT menjadi businees development programme. Iwan Setiawan, trainer dari
Forever Young Indonesia, sebuah perusahaan multi level marketing,
mengungkapkan, yang ditekankan pada para MT adalah pengembangan
karakter. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan, para anggota di
perusahaannya akan lebih kuat dan stabil. ‘’Manusia tersusun dari fisik,
mental, emosi, dan rohani. Satu sama lain harus saling terkait,’’
ujarnya. Di perusahaan tempat Iwan bekerja, profesi MT masuk dalam
bagian training dan human resources development (HRD). Itu tidak selalu
berlaku demikian, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.
Tergantung kebijakan perusahaan juga berlaku pada lamanya program
pelatihan yang diberikan untuk MT. Ada perusahaan yang mewajibkan MT
mengikuti pelatihan antara 1-2 tahun dengan diberi pengetahuan tentang
pengendalian bisnis, pembuatan kebijakan, rencana manajerial, dan
membangun jaringan komunikasi. Ada perbedaan antara masuk kerja pertama
sebagai karyawan dan MT. Bila sebagai karyawan, seseorang harus
menjalani masa percobaan. Sementara bila sebagai MT, ia akan menjalani
masa evaluasi. Sebagai tambahan, peserta MT biasanya akan diputar tempat
tugasnya. Dengan kata lain, mereka menjalani sistem perputar
4.Rencana penggajian sumber daya manusia untuk ritel
Banyak perusahaan yang berangkat dalam proses pengembangannya hanya
melihat pada aspek SDM (Sumber Daya Manusia) adalah kebijakan yang
bersifat biaya. Mengapa dianggap demikian? Banyak perusahaan melihat
bahwa sumber daya manusia atau karyawan di dalamnya adalah beban, mulai
dari penggajian, belum lagi kewajiban seperti Jamsostek ataupun
kewajiban untuk memberikan tunjangan lainnya. Lalu muncul suatu
pemahaman bahwa sumber daya manusia adalah suatu bentuk investasi yang
penting untuk dikelola sehingga definisi human resources (sumber daya
manusia) menjadi human capital (investasi manusia).
Dalam proses pengembangan sumber daya manusia, hal yang menjadi
pertimbangan penting dalam suatu perusahaan adalah kebijakan yang
diterapkan untuk pengembangan manusia di mana disebutkan karyawan yang
bekerja dalam perusahan memang bisa dikembangkan menjadi investasi bagi
perusahaan itu sendiri. Kebijakan yang diterbitkan oleh perusahaan itu
sendiri haruslah memuat suatu kepentingan jangka panjang yang nantinya
dituntut adanya suatu komitmen jangka panjang terhadap proses
pengembangan perusahaan itu sendiri. Kebijakan yang diterbitkan oleh
perusahaan terhadap pengembangan sdm meliputi kebijakan (1) Sistem
numerasi (2) Sistem manajemen performa (3) Sistem pengembangan sumber
daya manusia (4) Sistem budgeting terhadap operasional dari proses
pengelolaan sumber daya manusia (5) Peraturan perusahaan dan persyaratan
yang terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia.
Salah satu kesalahan yang seringkali dilakukan oleh perusahaan adalah
kemampuan untuk memastikan konsistensi kebijakan untuk dijalankan. Hal
apa yang menjadi alasan untuk kemunculan ketidaksesuaian konsistensi
dari kebijakan itu sendiri? Pertama, situasi dan kondisi yang
menyebabkan penyimpanan terhadap sistem dapat muncul dimana antara
kebutuhan untuk mengoptimalkan sdm ditekan oleh adanya kebutuhan
pengembangan sdm itu sendiri. Sehingga dengan kondisi ”terpaksa”
kebijakan terhadap sdm itu sendiri dilanggar. Kedua, adanya conflict of
interest yang dimunculkan oleh oknum-oknum baik itu internal perusahaan
maupun dari pihak manajemen itu sendiri yang menyebabkan pelanggaran
dengan sengaja dilakukan. Ketiga, adanya perubahan dari manajemen
perusahaan yang menyebabkan kebijakan sudah tidak memadai untuk
menghadapi aspek kompetisi dengan dunia luar.
Ketidakkonsistenan dalam menjalankan manajemen sumber daya manusia dapat
menyebabkan bumerang yang dapat membunuh strategi dalam perusahaan itu
sendiri. Dimana karyawan mulai mempertanyakan konsistensi kebijakan
sumber daya manusia yang dijalankan perusahaan. Konsep dan aspek adil
di dalam organisasi harus dapat memastikan bahwa sistem kebijakan sumber
daya manusia yang dijalankan dapat mengembangkan dan menumbuhkan
persaingan yang positif dalam perusahaan sehingga dapat meningkatkan
performa dari organisasi.
Suatu sistem yang baik, adalah sistem yang dapat teraudit. Sistem
manajemen sumber daya manusia, harus dibangun dengan mengikuti aturan
ini. Sistem sumber daya manusia yang tepat adalah sistem yang dibangun
dengan mengedepankan konsep PDCA (Planning- Do- Check- Action). Apa
yang dimaksud dengan konsep tersebut.
(a) Planning
Dalam menyusun sistem harus ditetapkan tujuan dari suatu sistem tersebut
dibuat, serta dijelaksanakn latar belakang yang menjelaskan sistem
tersebut dibangun.
Contoh: SOP (Standard Operating Procedure) sistem rekruitmen (penerimaan
karyawan). Pada saat penyusunan sistem, harus dilihat tujuan dari
sistem tersebut dibangun, ruang lingkup dari SOP itu sendiri meliputi
jenis rekruitmen internal atau eksternal maupun aspek pengembangan
sistem rekruitmen lainnya.
(b) Do
Bagaimana sistem tersebut dijalankan. Seperti menjelaskan pejabat mana
yang memiliki kewenangan untuk menjalankan proses ini, lalu bagaimana
proses tersebut dijalankan, detail terhadap sistem dokumentasi tersebut
dijalankan juga menjadi bagian yang penting untuk dijelaskan.
(c) Check
Bagaimana sistem tersebut dievaluasi maupun diaudit untuk memastikan
sistem tersebut dijalankan. Suatu sistem yang baik harus memastikan
adanya proses verifikasi (pemeriksaan ulang) ataupun validasi
(pengesahan). Seperti proses penyelesaian sistem kompensasi, harus
dipastikan adanya mekanisme pemeriksaan sebelum proses dijalankan.
Setelah proses dijalankan pun juga harus dipastikan adanya suatu proses
pemeriksaan yang intensif untuk memastikan bahwa mekanismen evaluasi
tersebut dijalankan.
(d) Action
Penetapan tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan untuk
mengantisipasi apabila sistem yang dimaksud tidak dijalankan sesuai
dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan.
Audit adalah salah satu bentuk dari proses check itu sendiri. Sedikit
berbeda dibandingkan dengan konsep verifikasi dan validasi. Dalam
proses verifikasi dan validasi proses dijalankan sebelum suatu bentuk
proses sudah dijalankan. Sehingga mencoba dipastikan bahwa proses
tersebut sudah mengikuti aturan kesesuaiannya sebelum diimplementasikan.
Contoh adalah mekanisme penggajian, dalam proses dan mekanisme
penggajian. Sebelum system penggajian tersebut dijalankan harus
dipastikan adanya verifikasi dari pejabat yang berwenang, mungkin di
sini adalah HR & GA Manager yang melakukan proses pemeriksaan
terhadap kesesuaian data kompensasi tersebut dan kemudian pengesahan itu
sendiri dijalankan oleh Finance Accounting Manager sebagai pejabat yang
memiliki authorisasi untuk melakukan proses transaksi.Komitmen yang
dikembangkan itu sendiri meliputi:
(1) Sistem kompensasi
Sistem kompensasi memuat seluruh faktor numerasi yang diterapkan oleh
perusahaan. Seperti bagaimana mekanisme penggajian ditetapkan, apakah
termuat informasi yang terkait dengan pengemangan antara sistem golongan
jabatan dengan sistem penggajian yang ditetapkan dalam perusahaan itu
sendiri. Apakah penyusunan sistem kompensasi tersebut telah sesuai
dengan konsep standar persyaratan yang dimaksud. Tidak terdapat
penyimpangan yang terkait dengan sistem numerasi yang dimaksud, seperti
tata cara pembayaran, bukti-bukti atau dokumen yang dibutuhkan untuk
mengembangakan sistem kompensasi yang dimaksud. Lalu bagaimna cara
mengauditnya? Auditor dapat melakukan proses memastikan kesesuaian
antara kebijakan dan proses pelepasan kompensasi itu sendiri dijalankan.
Dalam beberapa kasus, juga dapat melakukan proses validasi dan
verifikasi terhadap individu yang menerima transaksi tersebut.
(2) Sistem Manajemen Performa
Proses audit yang dijalankan adalah melihat kesesuaian antara indikator
yang mencapai target tersebut ataupun realisasi yang terukur. Konsep
pemeriksaan lebih melihat pada aspek obyektifitas dari sistem manajemen
performa yang dijalankan tersebut untuk melihat aspek kesesuaian yang
ada dalam konsep pengukuran prestasi karyawan. Bukti-bukti
terdokumentasi harus diperiksa secara teliti untuk melihat kesesuaian
dan obyektifitas dari penilaian.
(3) Sistem pengembangan sumber daya manusa
Unit kerja SDM sangat erat peranannya dalam proses pengembangan sumber
daya manusia. Audit pada area kerja ini memiliki fokus untuk memastikan
bahwa SOP pelatihan dijalankan. Seperti proses dalam penyusunan
program pelatihan, individu yang menjalankan pelatihan dan
efektifitasnya. Nilai efektifitas ini sangat penting untuk teraudit
untuk memastikan bahwa kondisi proses operasional pengembangan sumber
daya manusia telah sejalan dan berbasis dengan kompetensi SDM yang ada
di lapangan.
(4) Sistem budgeting
Dalam proses pengembangan sumber daya manusia, suatu perusahaan harus
menerapkan suatu konsep budgeting yang kemudian dikembangkan menjadi
bentuk pengembangan strategis pelaksanaannya. Budgeting dari proses ini
harus dipastikan dijalankan sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan. Bagaimana proses penyusunan peraturan perundangan adalah
kesesuaian pelaksanaannya dan kesesuai terhadap persyaratan peraturan
dan perundang-undangan.
Bagaimana dengan penjelasan audit yang telah disampaikan, apabila masih
diperlukan pertimbangan lanjutan terhadap proses audit ini. Konsultan
kami akan siap membantu dalam melakukan proses implementasi audit SDM
yang dijalankan di lapangan. Proses audit ini nanti akan dilengkapi
dengan laporan audit yang nantinya sebaiknya ditindaklanjuti oleh
perusahaan yang memiliki alokasi budget dijalankan.
(5) Peraturan perusahaan dan persyaratan peraturan perundang-undangan
Mekanisme penyusunan peraturan adalah suatu kebijakan strategis yang
bersifat jangka panjang dan terkait dengan peraturan dan
perundang-undangan. Hal yang sangat perlu dicermati dalam proses
pengembangan dan atau hambatan, hal ini muncul baik itu dari organisasi
atau instansi itu sendiri maupun lingkungan yang ada di sekitarnya,
sebagaimana menurut Sondang P. Siagian mengemukakan sebagai berikut:
“Kiranya perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa dalam menjalankan
tugasnya mencari calon-calon pegawai, para pencari tenaga kerja suatu
organisasi harus menyadari bahwa mereka menghadapi berbagai kendala.
Berbagai penelitian dan pengalaman banyak orang dalam hal rekrutmen
menunjukkan bahwa kendala yang biasa dihadapi itu dapat mengabil tiga
bentuk, yaitu kendala yang bersumber dari organisasi bersangkutan
sendiri, kebiasaan para pencari tenaga kerja sendiri dan fakto-faktor
eksternal yang bersumber dari lingkungan di mana organisasi bergerak.”
[10] Kendala atau hambatan yang muncul dari dalam organisasi atau
instansi itu biasanya berkaitan dengan kebijakan yang ada dalam
penarikan atau perekrutan tenaga kerja, di mana bahwa dalam organisasi
itu posisi atau kedudukan yang ada sudah terisi oleh karyawan yang sudah
ada dalam organisasi itu sendiri, sehingga tidak menerima lagi lowongan
bagi pencari kerja baru. Di samping itu kebijakan laind dalam
organisasi atau instansi itu sendiri mengenai tentang imbalan (upah dan
gaji) yang diberikan yang kurang sesuai dengan harapan para tenaga
kerja. Dalam pelaksanaan penarikan tenaga kerja para pencari tenaga
kerja yang mempunyai kebiasan-kebiasaan yang dilakukan, di mana pada
penarikan tenaga kerja terjadinya suatu kesalahan dan dari kesalahan
tersebut muncul suatu anggapan yang negatif sehingga proses untuk
penarikan sumber daya berikutnya dihentikan karena akibat dari kesalahan
dalam penarikan tenaga kerja sebelumnya. Selanjutnya bahwa kondisi
lingkungan di sekitar organisasi atau instansi itu sendiri dapat
mempengaruhi dalam proses penarikan atau recruitment tenaga kerja perlu
memperhatikan
faktor-faktor eksternal, sebagaimana menurut Sondang P. Siagian, sebagai berikut :
1. Tingkat pengangguran. Dalam hal tingkat pengangguran yang
tinggi, para pencari tenaga kerja dapat bertindak lebih selektif karena
banyak pancari pekerjaan yang melamar, mungkin banyak di antaranya yang
memenuhi persyaratan melebihi ketentuan organisasi untuk mengisi
lowongan yang tersedia
2. Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja baru vis a vis
organisasi lain yang bergerak di bidang kegiatan yang sama atau
menghasilkan barang dan jasa sejenis.
sumber : www.google.com